Tips Saat Berada di Tempat Wisata yang Padat dan Ramai
Zednet - Bencana Halloween di Itaewon, Korea Selatan yang memunculkan korban jiwa sampai lebih dari 150 orang ini menjadi satu diantara kejadian menyedihkan yang terjadi di tujuan wisata. Saat ada di satu tujuan wisata terkenal, resiko keramaian memang tidak terhindar.
Jika kepadatan jadi tidak teratasi, karena itu keadaan dapat berbeda dalam waktu cepat jadi musibah. Keadaan keramaian yang tidak teratasi ini tidak cuma terjadi di Itaewon, tapi juga di Kanjuruhan, Malang; konser salah satunya K-Pop grup di Tangerang Selatan; dan kejadian di Gujarat Bridge -jembatan di India yang menjadi satu diantara tujuan wisata-.
Maka dari itu, travelers perlu ketahui beberapa langkah yang perlu jadi perhatian dan dilaksanakan untuk menghindar resiko, sekalian jaga keselamatan diri saat ada di tujuan wisata yang ramai. Berikut Tips Saat Berada di Tempat Wisata yang Padat dan Ramai
Baca Juga : Tempat Wisata Cirebon yang Menarik Untuk Dikunjungi Saat Ini
Tips Saat Berada di Tempat Wisata yang Padat dan Ramai
1. Ukur Tingkat Keramaian
Sobat dapat menghitung tingkat resiko keramaian secara simpel. Pertama, bila sahabat tidak gampang bersinggungan fisik dengan orang sekeliling, karena itu keadaan keramaian masih aman. Ke-2 , bila sahabat bersinggungan secara tidak menyengaja sama orang lain, umumnya keadaan cukup padat. Dalam masalah ini, sahabat agar lebih arif. Ke-3 , bila sahabat tidak dapat gerakkan tangan sahabat dengan bebas, seperti tidak dapat sentuh muka, sahabat pantas siaga karena ini mensobatkan keramaian telah melewati batasan lumrah.
2. Jadilah Pemerhati Sekitaran
Saat Teman dekat mulai masuk teritori tujuan wisata yang populer ramai, mengambil peristiwa sesaat untuk memperhatikan sekitar lingkungan. Lihat beberapa sudut yang memungkinkannya untuk Teman dekat untuk keluar bila keadaan jadi genting, seperti gerbang masuk, gerbang keluar, atau titik akses yang lain yang dapat menjadi sela untuk selamatkan diri. Tidak boleh sangsi untuk menanyakan dengan petugas keamanan atau pemandu wisata di tempat berkaitan letak titik akses masuk-keluar di tujuan wisata yang Teman dekat datangi.
Traveling diperuntukkan untuk bergembira. Tetapi, janganlah sampai Teman dekat terbuai dengan kesenangan dan lupa memerhatikan keadaan sekitaran. Salah satunya langkah terbaik untuk menghindar resiko terinjak-injak ialah sahabat harus sensitif dan menilai keadaan keramaian, apa kepadatan pengunjung masih teratasi, telah padat atau melewati batasan wajar
Baca Juga : Rekomendasi Tempat Wisata Wonosobo Yang Murah dan Pas Untuk Dikunjungi Saat Ini
3. Mencari Tempat Berlindung
sahabat bisa juga bergerak menyingkir perlahan-lahan dari keramaian dan gapailah titik tertentu untuk berlindung. Bila sahabat di tempat outdoor, lihat pohon-pohonan, tiang, kendaraan, atau benda apa saja yang kiranya kuat untuk sahabat panjat atau naiki untuk membuat perlindungan sahabat jika keramaian makin tidak teratasi. Jika ada di tempat indoor, lihat juga segi dan benda sekitaran yang memungkinkannya untuk jadi tempat berlindung.
4. Jauhi Choke Points
Choke points ialah beberapa titik yang beresiko merintangi pergerakan gerakan keramaian, seperti pintu keluar, lorong-lorong, dan jembatan. Titik ini sebagai jalan keluar untuk beberapa orang, tetapi juga jadi titik bencana di mana arus keramaian dapat bersusun dan sela makin sempit bila terjadi kecemasan. Ini karena sikap alami manusia di mana waktu ada pada kondisi genting, manusia beramai-ramai bergerak ke satu titik untuk selamatkan diri.
Maka dari itu, sesuai langkah awal, jadi pemerhati sebagai faktor penting dengan menyaksikan titik alternative lain untuk selamatkan diri, seperti jendela, tangga genting, dan pagar.
5. Menjaga Skema Pernafasan
Beberapa orang yang ada di keramaian dapat terserang asphyxia, keadaan di mana seorang kekurangan oksigen karena langkah bernapas yang abnormal, seperti karena terselak, paparan zat kimia atau asap, kecemasan, sampai menderita penyakit tertentu. Keadaan ini dapat mengakibatkan lenyapnya kesadaran, cidera otak, sampai kematian. Tidak berhasil napas dirasakan beberapa korban jiwa dalam bencana Itaewon dan Kanjuruhan. Maka dari itu, kontrol diri dan mengatur pernafasan sahabat sebagus mungkin dan jauhi berteriak bila tak perlu.
6. Tetaplah Bergerak
Bila keadaan tidak mungkin untuk berlindung, sahabat lebih bagus turut bergerak ikuti arus keramaian dengan memerhatikan kesetimbangan diri saat jalan. Umumnya, saat jalan kaki di keramaian, sahabat akan rasakan interval sesudah turut tergerak di depan ikuti arus keramaian, layaknya seperti gelombang air. Pada kondisi ini, sahabat harus bergerak secara diagonal dengan manfaatkan ruangan kosong antara beberapa orang saat ada interval itu.
Sahabat harus juga memerhatikan jika secara umum manusia ada yang refleks mengendalikan diri supaya tidak tertekan atau bahkan juga usaha menantang arus. Realitanya, bila dua hal tersebut dilaksanakan, sahabat akan kecapekan karena energi telanjur habis. Simpan energi sahabat saat ada di keramaian jadi penting untuk hadapi resiko saat berdesakan.
Baca Juga : Rekomendasi Tempat Wisata di Pekanbaru yang Menakjubkan dan Patut Dicoba Ketika Berkunjung Kesana
7. Bila Jatuh, Jagalah Kepala
Ini sebagai cara paling akhir jika sahabat jatuh di keramaian yang sudah tidak teratasi dan kecemasan terjadi. Bila tidak mungkin untuk selekasnya bangun, sahabat dapat ambil status mendekap sedikit ke samping -seperti bayi dalam rahim-. Jagalah kepala dengan ke-2 tangan untuk tekan resiko trauma pada kepala karena terinjak-injak. Status mendekap membuat perlindungan organ penting, seperti paru-paru dan jantung.